Semburat cahaya tak nampak di ufuk timur. Membuatku resah akan indahnya pagi seperti hari-hari yang lalu. Kulalui malam dengan gelisah, terkurung dalam emosi yang tiada kunjung kumengerti. Merajam logika hingga rasa perih dihati terus meradang. Beribu cara kucoba tuk pahami, tapi terus kuberjumpa pada ruang kosong tak berpenghuni. Diselimuti kegelapan, dibayangi ketakutan, tak terasa jiwa melayang dari raga. Disana, di dunia yang tak ku ketahui, aku tersenyum pada jasad yang lemah berdiri di hadapanku. Wajah pucat dengan bibir pukat itu mencoba meraih tanganku. Ingin kutepis, namun tak bisa. Sorot mata tajamnya mampu membuatku takluk. Aku dibuai pada keindahan syairnya, aku tertidur mendengar suara merdunya. Entah bagaimana bisa, seseorang yang kuanggap hina ternyata orang bijak yang tak pernah kujumpai sebelumnya.
Sebuah drama halusinasi yang megah. Menari diatas awan putih, didampingin para dewa surgawi. Imajinasi kembali terkuasai tokoh-tokoh rahwana yang suci. Hebat, aku berhasil menciptakan mereka dalam ruang gelapku. Ketika aku harus sendiri, menyepi, adalah sebuah taman bagiku. Aku bisa berlari, berteriak, juga mencaci dengan suka cita. Tak ada lagi hak yang mengikat, bebas! Sebuah angan tentang senyum anak kecil yang polos terlukis pada wajah dewasa penuh penderitaan hidup. Sebuah angan tentang kebersamaan dalam canda terlukis pada kehidupan yang semakin menggila. Dan kembali kutersedak pada kenyataan pahit, ternyata semuanya tak semudah membalikan telapak tangan.
Rotasi logika manusia sungguh berbeda, terbentur pada ego yang tak sedikit menjengkelkan. Seringnya kumeratapi tentang hidup yang tak pasti. Cita-cita yang tinggi dengan godaan "jahanam" silih berganti mengunjungi. Ratapan dan keoptimisan jalan beriringan, dan aku takut keoptimisan makin lamban mendahului ratapan. Frustasi, terkadang aku rasakan. Gila, hampir sering aku perankan. Namun semua hanya percobaan. Aku tak pernah bersungguh-sungguh untuk merasa frustasi ataupun gila. Idiot! mungkin benar.
Imajinasi yang terlalu luas membuat hal-hal aneh sering terjadi pada kehidupanku. Dan sungguh aku menikmati. Aku tidak takut gila ataupun dibilang gila. Semua sama saja, asalkan kita tetap pada diri siapa kita. Berimajinasilah sesuka hatimu, dan optimislah pada mimpimu.
Fighting!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar