Hingga peluh tak tertampung kau masih harus terus berjalan
Kau tidak boleh cengeng, kau harus kuat
Jika kau lelah, bahuku adalah sandaranmu
Tidurlah, besok pagi kita harus menempuh hutan belantara
Ingat, jika raksasa menghadang
Aku memiliki mantra Timun Mas
Kau harus yakin sayang
Lihatlah, kita hampir sampai jalan besar
Kau lihat sayang, disana sangat ramai
Kau hebat untuk melalui hutan itu
Sudah kuterka kau pasti bisa
Aku bangga padamu sayang
Kalau kita sudah sampai disana kau harus tersenyum
Agar keramaian suka padamu
Kau harus terus tersenyum, kau tidak boleh cemberut
Kau tau, mereka adalah manusia yang suka keramahan
Mereka hanya suka kepada yang terlihat baik
Mereka tidak suka keonaran
Paham sayang
Jangan melamun
Nanti kau bisa terpedaya
Pahami satu persatu, sebab mereka tak sebaik yang kau pikirkan
Mereka bahkan lebih buas dari Singa yang kau jumpai di hutan tadi
Kau harus waspada, satu kesalahan bisa menimbulkan saratus ancaman
Bahkan lebih sayang
Jangan gemetar, aku hanya mencoba memberitahumu
Agar kau tidak menjadi bualan kenyataan
Memang berat namun itu yang harus kau hadapi
Siapa suruh kau menyuruhku menjadi petunjuk arahmu
Itu adalah resikomu, jangan salahkan aku
Kau terlihat cemas
Takut dengan manusia-manusia itu?
Sepertinya kau lebih takut pada gedung-gedung tinggi itu
Jangan resah sayang
Itu hanya tempat berteduh orang-orang hebat
Mereka memiliki otak yang cerdas
Kalau mereka marah, raksasapun kalah
Bahkan mantra Timun Mas tak kan mungkin mempan baginya
Sayang
Kenapa kau menatapku seperti itu?
Kau takut?
Hei kenapa tiba-tiba tersenyum?
Rasanya aku salah mengenalmu
Kau lebih berani dari yang kupikirkan
Mari sayang, ikuti aku menemui manusia-manusia itu.